BAB
I
LAPORAN
PENDAHULUAN
A. Konsep
Dasar
1. Defenisi
Efusi pleura adalah suatu keadaan
dimana terdapat penumpukan cairan dalam rongga pleura.
Selain
cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah. Efusi pleura bukanlah
suatu disease entity tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang
dapat mengacam jiwa penderita.
(Soeparman,
1990, Hal 786)
2. Anatomi
Fisiologi
Gambar. Gangguan pada
pleura fibrothoraks akibat organisasi eksudat yang mengalami peradangan dan
efusi pleura
Paru-paru yang merupakan sebuah organ tubuh yang sebagian
besar terdiri dari gelembung-gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel
dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaan lebih kurang 90 mm2. Pada lapisan inilah terjadi pertukaran, O2
masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung
paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 (paru-paru kiri dan kanan)
Besarnya daya muat udara paru-paru 4.500 ml – 5.000 ml.
Paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus, yaitu: lobus pulmo dextra superior, lobus
media dan lobus inferior. Paru-paru kiri terdiri dari pulmo sinistra lobus
superior dan lobus inferior.
Letak paru-paru pada rongga dada menghadap ke tengah
rongga dada kavum medistinum. Pada bagian ini terdapat tampuk paru-paru atau
hilus pada medistinum dan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput
yang bernama pleura.
Pleura dibagi menjadi 2 bagian:
a.
Pleura
viseral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus
paru-paru.
b.
Pleura
parietal selaput yang melapisi rongga dada sebelah antara kedua pleura ini
terdapat pada rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal
kavum pleura ini vkum / hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembang kempis
dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan
(pleura) menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding dada di waktu
bernafas bergerak.
3. Etiologi
Kemungkinan penyebab dari efusi
pleura adalah sama dengan penyebab edema pada jaringan lain yaitu penghambatan
drainase limfatik dari rogga pleura, gagal jantung menyebabkan tekanan kapiler
paru dan tekanan perifer menjadi sangat tinggi, sehingga menimbulkan transudat
cairan yang berlebihan ke rongga pleura, sangat menurunkan tekanan osmotik
kolois plasma. Jadi dapat juga memungkinkan transudisi cairan yang berlebihan
dan infeksi atau setiap penyebab perasangan apapun pada permukaan pleura dari
rongga pleura yang memegahkan membran kapiler dan memungkinkan pengaliha
protein plasma ke rongga secara tepat.
(Sylvia
Auderson Price, 1992)
Secara garis besar etiologi efusi
pleura yaitu:
a.
Adanya
hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti
pada kompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor medistinum, sindrom mameig
(tumor ovarium) dan srndrom vena kava superior
b.
Pembentukan
cairan yang berlebihan, karena radang (TBC), abses amuba, subfrenik yang
menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan ke darah dan karena
trauma.
4. Patofisiologi
Dalam keadaan normal seharusnya
tidak ada rongga kosong antara kedua pleura tersebut karena biasanya disana
hanya terdapat sedikit (10 – 20 cc) cairan yang merupakan lapisan tipis serosa dan selalu bergerak secara teratur.
Cairan yang sedikit itu merupakan pelumas antara kedua pleura sehingga mereka
mudah bergeser satu sama lain dalam keadaan patologis rongga antara kedua
pleura ini terisi dengan beberapa liter cairan atau udara. Diketahui bahwa
cairan masuk ke dalam rongga melalui pleura dan selanjutnya keluar dari dalam
jumlah yang sama melalui membran pleura vasetolis melalui sistem limfatik dan
vasculer pergerakan cairan dari pleura. Parietal ke pleura viseralis dapat
terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik dan tekaan koloid osmotic
cairan kebanyakan di absorbsi oleh sistem limfatik dan hanya sebagian kecil
yang diabsorbsi sistem kapiler pulmonal.
5. Tanda
Dan Gejala
Sesak nafas, rasa berat pada dada
serta keluhan gejala lain penyakit dasarnya yaitu bising jantung (payah
jantung) lemas, yang progresif disertai BB menurun. Batuk yang kadang-kadang
berdarah pada perokok, demam subfebril pada TBC, demam menggigil (pada
emfisema).
6. Pemeriksaan
Diagnostik
a.
Pemeriksaan
fisik
Suara
nafas berkurang pada daerah efusi fremitus tidak ada.
b.
Pemeriksaan
radiologis
Tampak
cairan > 300 ml putih komptet pada area yang sakit obstruksi diafragma
sebagian.
c.
Biopsi
pleura
Jaringan
pleura dapat menunjukkan 50 – 75% diagnosis kasus-kasus pleuritis tuberkulosa
dan tumor pleura.
d.
Pewarnaan
gram
Untuk
mengetahui terdapat bakteri.
7. Penatalaksanaan
a.
Lakukan
aspirasi cairan pleura
·
Posisi
pasien semi fowler atau berbaring pada sisi yang sehat dari lengan sisi yang
sebelah lagi diangkat ke atas kepala.
·
Tentukan
lokasi pipa yang akan dipasang
o
Dinding
depa pada kanan iga II digaris mid klavikula
o
Pada
hemitoraks kanan disela iga VI – VII garis aksilaposterior dan hemitoraks kiri
di sela iga ke VII - VIII
·
Lakukan
teknik aseptik
·
Berikan
aastesi lokal
·
Dengan
klem dibuat pemotongan di atas tepi iga sampai menembus pleura dan demikian
udara dan cairan akan meyemprot keluar
·
Masukkan
pipa berukuran 36 – 40 dan untuk mengeluarkan darah dan nanah
·
Hubungkan
pipa dengan botol yang sudah diberi penyekat air
·
Luka
dijahit dan pipa difiksasi ke kulit
b.
Berikan
antibiotik
Berikan amoxillin 500 mg 3
x 1
c.
Penatalaksanaan
cairan / pemberian IVF D: RL / Dex
d.
Berikan
diet TKTP
Mis: daging, telur, tempe
Hindari pemberian makanan
yang mengandung garam berlebih
e.
Tirah
baring
Posisi miring semi fowler
untuk memungkinakn ekspansi paru
f.
Pemberian
O2
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a.
Biodata
Yang
meliputi identitas px dan identitas penanggung jawab.
b.
Riwayat
kesehatan sekarang
Sesak nafas, bunyi nafas
menghilang atau tidak terdengar di atas bagian yang terkena, nyeri dada
setempat, keletihan serta batuk, peningkatan suhu tubuh.
c.
Riwayat
kesehatan masa lalu
Pernah mengalami tuberkulosis,
serosis hepalis yang menyebabkan efusi pleura.
d.
Riwayat
kesehatan keluarga
Terdapat anggota keluarga
yang mengalami penyakit yang sama.
e.
Kebiasaan
sehari-hari
·
Nutrisi
Pemasukan nutrisi tidak
adekuat
·
Tidur
Adanya kesulitan atau
gangguan pola tidur karena sesak nafas, batuk dan adanya pemasngan WSD
·
Psikologi
Px mengalami kegelisahan
karena proses penyakitnya, sesak nafas dan pemasangan WSD
f.
Pemeriksaan
fisik
·
Tanda-tanda
vital
Pernafasan meningkat dari
normal (20 x/i), suhu tubuh meningkat karena adanya bakteri / mikroorganisme,
pols cepat dan lemah
·
Head
to toe
Kelopak mata sembab,
berbicara seperti kecapean (lambat) dan perlahan-lahan,s esak nafas, ekspansi
dada asimetris dan adanya batuk
g.
Pemeriksaan
laboratorium
·
Sinar
X dada: menyatakan hiperinflasi paru-paru
·
Tes
fungsi paru: menentukan penyebab dispnea
·
Sputum:
menentukan adanya infeksi
·
Torasintesis:
membuang cairan, mengumpulkan spesimen untuk analisis dan menghilangkan dispnea
2. Diagnosa
Keperawatan
a.
DX
I
Tidak
efektif jalan nafas b/d menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan
cairan dalam rongga pleura.
Intervensi:
·
Auskultasi
bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas
·
Kaji
frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi / ekspirasi
·
Kaji
px untuk posisi yang nyaman
·
Pertahankan
polusi lingkungan minimum
Rasional:
·
Untuk
mengetahui berapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas
·
Untuk
mengetahui takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada
penerimaan atau selama stress / adanya proses infeksi akut
·
Untuk
mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi
·
Untuk
mencegah pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat mentriger episode
akut
Implementasi:
·
Mengauskultasi
bunyi nafas, mencatat adanya bunyi nafas
·
Mengkaji
frekuensi pernafasan, mencatat rasio inspirasi / ekspirasi
·
Mengkaji
px untuk posisi yang nyaman
·
Mempertahankan
polusi lingkungan minimum
b.
DX
II
Resiko tinggi terhadap
infeksi
Intervensi:
·
Kaji
pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan masukan
cairan adekuat
·
Observasi
warna, karakter, bau sputum
·
Awasi
pengunjung, berikan masker sesuai indikasi
Rasional:
·
Untuk
meningkatkan mobilisasi dan pengeluaran sekret untuk menurunkan risiko
terjadinya infeksi paru
·
Sekret
berbau, kuning atau kehijauan menunjukkan adaya infeksi paru
·
Menurunkan
potensial terpajan pada penyakit infeksius
Implementasi:
·
Mengkaji
pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan masukan
cairan adekuat
·
Mengobservasi
warna, karakter, bau sputum
·
Mengawasi
pengunjung, memberikan masker sesuai indikasi
c.
DX
III
Kurangnya pengetahuan b/d
kurangnya informasi
Intervensi:
·
Jelaskan
proses penyakit individu, dorong px / orang terdekat untuk menanyakan
pertanyaan
·
Instruksikan
rasional untuk latihan nafas, batuk efektif, dan latihan kondisi umum
·
Diskusikan
diagnosa, recana / terapi saat ini dan hasil yang diharapkan
Rasional:
·
Menurunkan
ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan
·
Membantu
meminimalkan kolaps jalan nafas kecil
·
Memberikan
informasi khusus individu, membuat pengetahuan untuk belajar lanjut tentang
manajemen di rumah
Implementasi:
·
Menjelaskan
proses penyakit individu. Mendorong px / orang terdekat untuk menanyakan
pertanyaan
·
Instruksikan
rasional untuk latihan nafas, batuk efektif dan latihan kondisi umum
·
Diskusikan
diagnosa, rencana / terapi saat ini dan hasil yang diharapkan
3. Evaluasi
·
Px
mempertahankan pola pernafasan yang efektif
·
Otot
wajah rileks, nyeri tidak ada,s edikit menggunakan analgetik, peningkatan
volume inspirasi pada spirometer insentif
·
Px
dapat melakukan aktivitas sehari-hari
·
Bunyi
nafas bersih pada kedua paru
·
Suhu
normal, kadar leukosit normal, luka sembuh setelah selang dada diangkat
·
Px
menunjukkan strategi koping / keterampilan pemecahan masalah
DAFTAR PUSTAKA
Brunner
dan Suddarth, Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8, Vol 2.
Doenges
E. marilynn, dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000, EGC, Jakarta .
Mansjoer
Arief, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, 2001, Media Aesculapius,
Fakultas kedokteran, Jakarta .
Soeparman
dan Sarwono Waspadji, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, 1990,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta .
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !